Perlukah Rebranding?
Branding adalah salah satu langkah penting dalam sebuah bisnis. Branding dibangun tidak dalam jangka waktu yang singkat, kadang perlu waktu bertahun-tahun untuk membangunnya. Namun, sebuah brand harus mampu bertahan untuk mengikuti perkembangan zaman, perubahan pasar dan juga konsumen yang semakin dinamis.
Oleh karena itu, banyak perusahaan mempertimbangkan untuk rebranding setelah beberapa lama. Bahkan perusahaan-perusahaan besar pun merasa perlu untuk melakukan strategi rebranding. Perusahaan-perusahaan dunia seperti Coca Cola, KFC, Pepsi, Starbucks, jika dilihat, mereka sudah pernah melakukan strategi rebranding.
Apa yang dimaksud dengan rebranding?
Rebranding adalah penciptaan tampilan baru untuk produk yang sudah mapan dengan tujuan untuk mendiferensiasikan produk dari pesaingnya.
Upaya-upaya dari rebranding meliputi perubahan nama, logo baru atau kemasan dan materi pemasaran yang diperbaharui yang mencakup istilah-istilah industri terbaru.
Tujuan umum dari rebranding adalah untuk mempengaruhi persepsi konsumen tentang sebuah produk atau jasa dengan merevitalisasi merek dan membuatnya lebih modern dan lebih relevan pada kebutuhan konsumen.
Rebranding yang sesungguhnya jarang terjadi dalam satu waktu. Rebranding umumnya merupakan proses evolusi yang yang mungkin membutuhkan waktu beberapa tahun. Sebuah perusahaan berubah perlahan-lahan dan pada akhirnya menyadari bahwa mereka bukanlah perusahaan yang sama lagi.
Rebranding bukanlah hanya sebuah perubahan logo, namun rebranding juga meliputi perubahan pesan, perubahan cara pendekatan pada konsumen, pemberian jasa-jasa baru, atau bahkan perubahan mengenai apa yang dijanjikan pada konsumen. Rebranding merubah apa yang ditawarkan sebuah perusahaan secara fundamental, sebab fondasi dari sebuah brand adalah ada yang dijanjikan akan disampaikan. Rebranding juga dapat diartikan merubah janji dari sebuah merek (brand promise).
Manfaat rebranding
Branding bukan hanya sekedar desain dari sebuah logo perusahaan. Branding merupakan sebuah hubungan antara konsumen dan perusahaan, antara konsumen dan produk atau antara konsumen dan jasa. Branding harus dibangun melalui “titik temu” yang berbeda dengan konsumen. Titik temu ini dapat berupa periklanan, hubungan masyarakat, proses penjualan, kemasan, harga, positioning, dan sebagainya.
Terkadang, sebuah bisnis perlu memasukkan citra baru dalam produk atau jasa mereka dengan cara rebranding. Seringkali rebranding juga diperlukan ketika citra perusahaan telah lelah atau tidak lagi relevan dengan perubahan pasar.
Banyak perusahaan mengakui bahwa bisnisnya telah berubah, beradaptasi dan berkembang dari waktu ke waktu untuk melayani kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Perbaikan secara alami ini biasanya akan mengarah pada produk dan jasa yangbenar-benar baru, sementara identitas perusahaan tidak berubah. Citra perusahaan yang lama dan statis ini menjadi tidak relevan lagi dengan produk yang baru, sehingga menimbulkan kebingungan.
Oleh karena itu, rebranding akan dilakukan oleh perusahaan karena bermanfaat dalam memberikan dampak potensial pada pendapatan dengan menjelaskan nilai inti perusahaan dan pesan dari brand yang baru. Dengan rebranding, tim penjualan dapat merubah fokusnya, bila dahulu mereka harus menjelaskan kesalahpahaman umum tentang perusahaan, setelah rebranding mereka dapat merubah fokus menjadi sebuah diskusi yang lebih produktif tentang perusahaan atau produk ataupun jasa.
Alasan melakukan rebranding
Keputusan untuk melakukan rebranding merupakan suatu keputusan yang sangat penting. Sebab, dalam melakukan rebranding, biayanya tidak sedikit. Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki alasan-alasan yang tepat ketika akan melakukan rebranding.
Berikut adalah beberapa alasan atau tanda-tanda sebuah perusahaan perlu untuk melakukan rebranding :
1. Kompetisi
Dalam kondisi lingkungan yang dinamis, dengan kompetisi yang semakin agresif, rebranding sangat mungkin dibutuhkan untuk mengubah penawaran pada pasar dengan tujuan menciptakan alasan yang lebih tepat dalam benak konsumen target.
Rebranding juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memblokir pesaing atau untuk menangani kenaikan harga yang kompetitif
2. Relevansi
Sebuah merek perlu untuk tetap relevan dengan target pasar, untuk mengikuti waktu dan untuk mengikuti perubahan kebutuhan pelanggan (misalnya layanan, aksesibilitas, kenyamanan, pilihan, perubahan tren dan teknologi).
Brand yang terlihat kuno di mata konsumen, memiliki bahaya stagnansi jika belum berada dalam kehilangan dan erosi pangsa pasar.
3. Inovasi
Teknologi terus berkembang dengan laju perubahan yang seringkali eksponensial. Jika sebuah brand berhubungan dengan teknologi seperti internet, software, hardware dan produk-produk yang secara konstan berinovasi, maka rebrand akan mengikuti perubahan yang cepat secara alami.
Rebranding atau revitalisasi menjadi ekspresi yang dimunculkan oleh evolusi perusahaan dan memastikan perubahan brand akan membuat konsumen yang haus teknologi akan terus kembali untuk melihat ‘apa yang baru’
4. Repositioning
Merubah positioning suatu brand merupakan proses yang saling berkaitan. Misalnya merubah strategi harga dari harga ekonomis menjadi harga premium, maka perlu rebranding untuk memberikan sinyal adanya suatu perubahan dalam arah, layanan, penawaran produk, fokus, sikap dan strategi pada target pasar.
5. Globalisasi
Terkadang rebranding diperlukan karena adanya globalisasi, ketika suatu produk akan diluncurkan di beberapa pasar yang tidak konsisten atau berbeda
6. Merger dan akuisisi
Ketika dua entitas digabungkan, keperluan komunikasi menjadi terbagi pada dua jenis target konsumen. Terkadang hal ini membutuhkan rebranding agar dapat diterima oleh kedua jenis target ini. Dalam kasus lain, salah satu merek mungkin lebih dominan, sehingga dibutuhkan lebih dari revitalisasi atau penyegaran ketika merek menjadi pemain dominan tunggal.
7. Rasionalisasi
Rebranding dapat dilakukan untuk mengurangi biaya operasional usaha, atau sebagai upaya untuk melawan hilangnya kepercayaan konsumen atau penurunan profitabilitas.
8. Perkembangan
Ketika sebuah perusahaan kecil berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar, mereka atau produk mereka seringkali memerlukan rebranding atau revitalisasi untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang lebih besar.
9. Reputasi dan moral
Jika sebuah perusahaan mengalami demoralisasi karyawan atau konsumen yang bingung, maka diperlukan rebranding. Proses rebranding dapat membantu perusahaan memahami masalah-masalah yang perlu untuk ditangani dan dapat diselesaikan melalui perubahan-perubahan penting, selain itu juga dapat memberikan penampilan dan suasana baru pada organisasi.
10. Kepentingan hukum
Terkadang masalah hukum mungkin timbul, sehingga perusahaan perlu melakukan perubahan branding seperti masalah hak cipta atau kebangkrutan. Dalam kasus reputasi yang rusak, rebranding menjadi sebuah kebutuhan yang lebih
Label: faq